Implementasi Zachman Framework dan TOGAF ADM


Dari beberapa framework arsitektur informasi yang paling umum dan populer digunakan adalah Zahman Framework dan TOGAF ( The Openn Group Architecture Framework). Zachman Framework saat ini dianggap sebagai standar de facto ” untuk mengklasifikasikan artifak arsitektur informasi perusahaan yang dikembangkan dalam Enterprise Architecture, karena memiliki kelebihan dalam pengelompokkan artifak yang sangat lengkap dan komprehensif serta dapat dilihat dari multi view. Namun demikian Zachman Framework tidak menjelaskan bagaimana sebaiknya tahapan-tahapan yang harus dilakukan dalam menyusun suatu arsitektur informasi perusahaan. TOGAF merupakan suatu framework yang bersifat Open dan banyak digunakan karena merupakan suatu framework yang cukup komprehensif. Tahapan penyusunan dan implementasi arsitektur informasi perusahaan dijelaskan dengan sangat lengkap dan terstrukur pada TOGAF ADM (Architecture Development Methods).
Melihat keunggulan yang dimiliki oleh masing-masing framework tersebut, maka banyak implementor atau arsitek yang melakukan implementasi arsitektur informasi perusahaan dengan mengkombinasikan kedua framework ini. Tahapan implementasi dilakukan dengan mengikuti panduan pada TOGAF ADM, sedangkan artifak-artifak atau hasil output dari masing-masing tahapan dikelola dan diklasifikasikan dengan mengikuti struktur pada Zachman Framework.

Pemetaan TOGAF ADM (Versi 7) ke Zachman Framework dapat dilihat pada gambar sebagai berikut :

Langkah-langkah pada TOGAF ADM yang dipetakan dalam gambar diatas adalah sebagai berikut :

  1. P :Preliminary : Framework & Principles

Pada tahap awal ini mendefinisikan bagaimana Enterprise Architecture akan dibuat. Pada tahap ini, terdapat dua hal utama yang didefinisikan, yaitu

  • P1 : Mendefiniskan arsitektur framework yang akan digunakan . TOGAF ADM merupakan suatu metoda generic, dimana dapat dipergunakan untuk mengakomodasi berbagai macam framework yang ada.
  • P2 : Mendefiniskan prinsip-prinsip arsitektur yang harus dipenuhi
  • P3 : Mendefinisikan ulang prinsip-prinsip bisnis, tujuan bisnis dan arah bisnis
  1. A: Architecture Vision

Pada tahap ini terdapat beberapa aktivitas yang dilakukan sbb

  • A1 : Melakukan pembentukan project dengan dukungan komitmen manajemen dan penentuan scope pekerjaan meliputi scope data, fungsi, jaringan, team, dan waktu
  • A2 : Identifikasi prinsip-prinsip bisnis, tujuan bisnis &business driver organisasi
  • A3: Identifikasi prinsip-prinsip arsitektur berdasarkan prinsip-prinsip bisnis
  • A4 : Penentuan visi arsitektur/ skenario bisnis, yang meliputi :

A4.1 : Penentuan baseline bisnis

A4.2 : Penentuan baseline teknis

A4.3 : Penentuan arsitektur bisnis

A4.4 : Penentuan arsitektur teknis

  1. B: Business Architecture

Pada tahap ini dilakukan aktivitas sbb :

  • B1 : Melakukan validasi prinsip-prinsip bisnis, tujuan bisnis &business driver organisasi
  • B2 : Menentukan target arsitektur bisnis, dapat dilakukan dengan menggunakan model pada enterprise continuum (bila sesuai), industry best practises, atau didefinisikan sendiri oleh user yang kompeten

B2.1 : Struktur organisasi, identifikasi lokasi bisnis, dan keterkaitannya ke unit organisasi

B2.2 : Penentuan tujuan dan sasaran bisnis untuk masing-masing unit organisasi

B2.3 : Menentukan fungsi-fungsi bisnis

B2.4 : Menentukan layanan-layanan bisnis yang disediakan organisasi baik untuk pelanggan internal maupun eksternal

B2.5 : Melakukan identifikasi dan analisis proses bisnis eksisting

B2.6 : Menentukan buiness role yang ada

B2.7 : Pelaporan matriks ( antar komponen baris pertama pada Zachman Framework)

  • B3 : Menentukan baseline arsitektur bisnis saat ini (apabila diperlukan)
  • B4 : Memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan pertimbanganstakeholder
  • B5 : Melakukan Gap Analysis
  • B6 : Menentukan kebutuhan teknis (technical requirement)
  • B7 : Laporan arsitektur bisnis
  1. C: Information System Architecture

Arsitektur system informasi dikembangkan dari target arsitektur bisnis yang telah didefinisikan. Pada tahap ni dilakukan :

  • C1 : Penyusunan arsitektur data
  • C2 : Penyusunan arsitektur aplikasi
  1. D: Technology Architecture

Aktivitas yang dilakukan pada tahap ini adalah membangun arsitektur teknologi yang diinginkan, dimulai dari penentuan dasar, pemilihan alternatif teknologi sampai implementasi Tahapan yang dilakukan :

  • D1 : Menyusun deskripsi arsitektur teknologi baseline
  • D2 : Melakukan pertimbangan perbedaan antara model referensi arsitektur, sudut pandang desain dan tools yang tersedia
  • D3 : Menyusun model arsitektur teknologi untuk masing-masing bidang (building block)
  • D4 : Memilih portofolio layanan yang dibutuhkan untuk masing-masing bidang (building block)
  • D5 : Melakukan Gap Analysis
  1. E : Opportunities & Solution

Aktivitas pada tahap ini adalah mengevaluasi dan memilih alternative implementasi; identifikasi parameter strategis; penilaian keterkaitan, biaya dan manfaat; pendefinisian strategi implementasi dan rencana implementasi.

  1. F : Migration Planning

Aktivitas pada tahap ini adalah menyusun urutan proyek-proyek berdasarkan prioritas termasuk asesmen ketergantungan, biaya, manfaat dari proyek-proyek migrasi. Urutan prioritas akan menjadi dasar proyek implementasi.

  1. G : Implementation Governance

Aktivitas pada tahap ini adalah menyusun rekomendasi untuk setiap proyek implementasi; menyusun contract architecture dan melaksanakan keseluruhan proses implementasi; menetapkan organisasi pelaksana untuk proses implementasi sistem; memastikan kesesuaian pelaksanaan proyek dengan arsitektur yang dikehendaki.

  1. H : Architecture Change Management

Aktivitas pada tahap ini adalah menetapkan proses Architecture Change Management untuk enterprise architecture baru yang telah selesai diimplementasi; secara berkelanjutan memonitor perkembangan teknologi dan perubahan lingkungan organisasi dan menentukan apakah akan dilakukan siklus pengembangan Enterprise Architecture berikutnya.


Leave a Reply